Sistem Ekskresi Ginjal pada Manusia yang Penting Untuk Diketahui

1185
Sistem Ekskresi Ginjal
Ilustrasi Sistem Ekskresi Ginjal. Foto: toxtutor.nlm.nih.gov

Texno.ID – Sistem ekskresi ginjal pada manusia berperan dalam mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun tidak dapat tersimpan terus-menerus dalam tubuh.

Inilah mengapa sistem ekskresi berperan sangat penting untuk organ tubuh manusia.

Sistem Ekskresi Ginjal

Mengutip Wikipedia, sistem ekskresi merupakan sistem yang berfungsi sebagai pembuangan zat-zat sisa atau zat yang tak terpakai pada makhluk hidup, seperti CO2, racun, urea, dan lain sebagainya.

Salah satu organ yang berfungsi sebagai ekskresi adalah ginjal.

Organ ini mempunyai fungsi sebagai penyerap atau penyaring dari sisa-sisa metabolisme yang ada dalam darah.

Misalkan garam, urea, dan air yang nantinya akan keluar dalam bentuk urine oleh tubuh.

Ginjal sendiri adalah organ yang terletak pada bagian sebelah kanan serta kiri dari tulang pinggang.

Dimana yang ada dalam rongga perut dan dinding tubuh belakang. 

Kedua organ ginjal memiliki karakteristik warna merah karena banyak darah yang masuk ke organ tersebut.

Masuknya darah ke ginjal yakni dengan melalui pembuluh arteri besar yang nantinya akan keluar melalui pembuluh vena besar.

Sistem ekskresi ginjal terdiri atas tiga bagian, yakni Korteks Renalis, Medula Renalis, dan juga Pelvis Renalis yang mana fungsinya sebagai penampung urine untuk sementara sebelum akhirnya keluar melalui ureter.

Selain itu, organ ini juga tersusun kurang lebih 1 juta nefron sebagai alat penyaring.

Nefron

Nefron merupakan penyusun yang utama pada ginjal yang perannya sangat penting pada saat proses penyaringan darah.

Alat ini memiliki bentuk yang terdiri atas komponen penyaring (badan malpighi) yang kemudian berlanjut berkat sejumlah saluran (tubulus).

Lalu, setiap badan malpighi tersebut mengandung gulungan kapiler darah yakni glomerulus yang ada dalam kapsul bowman.

Dalam badan inilah terjadi proses awal dari penyaringan darah.

Selanjutnya, badan malpighi melanjutkan salurannya menuju medula renalis atau bagian yang ada di tengah ginjal serta ke korteks renalis.

Saluran-saluran tersebut adalah Tubulus Proksimal, Lengkung Henle, Tubulus Distal, dan juga Tubulus Kolektivus.

Lengkung Henle adalah saluran dari sistem ekskresi ginjal yang bentuknya melengkung pada area medula.

Lalu menghubungkan dengan tubulus proksimal dan juga dengan tubulus distal.

Sedangkan untuk Tubulus Kolektivus merupakan pengumpul yang ada dalam medula.

Setelah penyaringan tersebut terjadi, maka urine yang ginjal hasilkan juga melalui tiga tahapan atau proses.

Tahapan-tahapan tersebut adalah filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.

Filtrasi

Proses dari pembentukan urine berawal dari darah yang mengalir melalui pembuluh arteri aferen pada ginjal.

Prosenya, kemudian masuk ke glomerulus yang terdiri dari kapiler-kapiler darah.

Ketika hal tersebut terjadi, terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga dapat mendorong air serta zat-zat dengan ukuran yang kecil untuk keluar melewati pori-pori kapiler.

Kemudian proses sistem ekskresi ginjal ini akan menghasilkan filtrat.

Filtrat tersebut tersusun atas urobilin, urea, glukosa, asam amino, air, serta ion-ion seperti kalsium, kalium, natrium serta klor.

Selanjutnya, fitrat akan ada pada kapsul bowman (urine primer)

Absorbsi

Urine primer yang masuk dari tahapan filtrasi akan masuk dalam tubulus proksimal.

Kemudian terjadi penyerapan terhadap zat-zat yang masih tubuh perlukan.

Lalu, zat-zat tersebut akan menuju sel dan masuk ke kapiler darah yang ada pada ginjal.

Sementara itu, urea yang sedikit tersebut akan kembali terserap.

Produk dari tahapan absorbsi ini adalah urine sekunder yang nantinya akan mengalir menuju lengkung henle dan ke tubulus distal.

Selama proses tersebut juga terus akan terjadi proses reabsorbsi.

Augmentasi

Pada sistem ekskresi ginjal bagian tubulus distal masih terdapat penyerapan dari air, urea, klor, dan juga ion natrium.

Proses ini dapat kita sebut dengan augmentasi yakni pengeluaran untuk zat yang tidak berguna untuk tubuh dalam urine sekunder.

Saat sudah bercampur, ini adalah urine yang sebenarnya. Lalu akan tersalurkan menuju pelvis renalis.

Urine yang akan terbentuk dalam proses ini berikutnya akan keluar melalui ureter.

Selanjutnya, menuju ke kandung kemih yang menjadi tempat sementara dalam penyimpanan urine.

Kontraksi yang ada dalam kandung kemih ini akan terjadi ketika terdapat sinyal yang penuh dalam organ ini.

Akibatnya dari kontraksi ini yaitu urine dapat keluar dari tubuh melalui organ uretra.

Sehingga, urine merupakan salah satu bentuk sistem ekskresi ginjal yang ada dalam tubuh manusia. (CW001)

Editor : Deni Supendi