Stasiun Luar Angkasa, Berikut Fakta Menarik Kehidupan di Sana

907
Stasiun Luar Angkasa, Berikut Fakta Menarik Kehidupan di Sana
Ilustrasi stasiun luar angkasa. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Stasiun luar angkasa merupakan struktur buatan atau jenis pesawat ruang angkasa yang memiliki rancangan khusus.

Tentunya yang memungkinkan kehadiran manusia untuk bisa hidup pada luar angkasa. Namun berbeda dengan pesawat luar angkasa. Pada stasiun tersebut tidak memiliki rancangan dalam mekanisme pendaratan.

NASA yang menerapkan adanya teknologi yang dapat mendukung kehidupan manusia pada luar angkasa. Tentunya pada stasiun ruang angkasa memiliki beberapa keunikan dan fakta menarik.

Fakta Stasiun Luar Angkasa

Memiliki Peran Bagi Ilmuwan dan Astronot

Para ilmuwan dan astronot memiliki tujuan penting dengan menciptakan stasiun antariksa. Dalam melakukan pengamatan matahari dan objek ruang angkasa yang lain, tentunya memerlukan stasiun antariksa sebagai pusat penelitian.

Eksplorasi Mars dan Bulan adalah tujuan para ilmuwan serta astronot dalam jangka panjang saat ini. Penelitian pada Mars dan Bulan ini berguna dalam menciptakan terobosan baru untuk manusia.

NASA menciptakan stasiun tersebut untuk mengirim robot astronot dan pengujian teknologi. Selain itu, juga untuk kepentingan militer. Pada stasiun antariksa tersebut bermanfaat dalam pengintaian militer.

Astronot Menghabiskan Waktu Luangnya pada Stasiun Luar Angkasa

Astronot biasanya menghabiskan 6 bulan dalam misinya. Untuk itu, perlu menggunakan waktu istirahat dalam upaya mencegah kelelahan. Selain itu, memulihkan diri sama halnya menjalankan kehidupan pada Bumi.

Para astronot mendapatkan libur akhir pekan dan juga dapat merayakan hari libur. Hal tersebut menurut NASA. Selama liburan, dapat mengirimkan hadiah kepada keluarga dan teman di Bumi.

Tentunya dengan melalui Mission Control. Melalui Mission Control, juga dapat mengirim pesan khusus kepada anggota kru. Hal itu untuk bisa menyemangatinya.

Astronot dapat menonton TV, menonton film, dan menjelajahi internet pada waktu akhir pekan. Selain itu, juga dapat memainkan alat musik serta menikmati banyak hobi yang lain.

Mengungkap Sejarah Stasiun Luar Angkasa

Pada awal tahun 1860, para ilmuwan mulai memikirkan konsep stasiun antariksa tersebut. Hal tersebut menurut World Atlas. Konstantin Tsiolkovsky mulai mempelajari konsep pada abad ke-20. Halini dengan tujuan membangun koloni pada ruang angkasa.

Fisikawan Jerman terus mengembangkan senjata orbital dengan sebutan senjata matahari. Hal itu terjadi hingga perang dunia II. Namun, konsep stasiun antariksa, belum ada satu pun yang terwujud.

Rusia (Uni Soviet) menciptakan terobosan terbarunya dengan meluncurkan Salyut 1. Pada tahun 1971, sebagai stasiun ruang angkasa pertama di dunia. Setelah beberapa bulan, Amerika Serikat juga ikut meluncurkan Skylab yang menjadi stasiun baru.

Rusia dan Amerika Serikat bergabung dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Hal itu setelah perang dingin berakhir.

Lingkungan Stasiun Luar Angkasa

Sepertinya banyak yang ingin tahu mengenai stasiun antariksa tersebut yang menjadi tempat singgah astronot. Tempat ini memiliki lingkungan yang lebih ekstrim dengan keterbatasan persediaan makanan, air, juga udara.

Tubuh manusia berubah dalam gaya berat mikro. Hal tersebut menurut Space. Sehingga akan terjadi perubahan pada otot, tulang, dan mata.

Risiko untuk manusia mengenai stasiun antariksa tersebut, bisa menyebabkan efek jangka panjang. Seperti halnya masalah tulang, atrofi otot, penuaan dini, gangguan keseimbangan, dan kanker.

Adanya masalah tersebut yang membuat para ilmuwan semakin mengembangkan teknologi. Tentunya yang mendukung kehidupan manusia saat berada di stasiun luar angkasa.

Astronot Melakukan Banyak Eksperimen

NASA memperkirakan bahwa para astronot telah melakukan lebih dari 2.500 eksperimen. Para astronot menghabiskan waktunya dengan melakukan eksperimen sains dan medis. Hal itu mengenai tubuhnya saat menyesuaikan diri dengan kehidupan dalam gaya berat mikro.

Astronot yang berasal dari masing-masing negara akan berkolaborasi dalam eksperimen. Tentunya untuk pemerintah, universitas, dan perusahaan di seluruh dunia. Sehingga dapat berkumpul dan mengikuti perkembangan terbaru.

Beberapa astronot telah melakukan eksperimen dengan analisis peternakan semut dan cumi-cumi bobtail Hawaii. Selain itu, menguji alas kaki yang berbeda saat berolahraga. Bekerja dengan robot humanoid bernama Robonaut.

Adapun faktor penting mengenai gaya berat mikro juga mempengaruhi dalam melakukan percobaan. Eksperimen tersebut tentunya membantu NASA mempelajari hal-hal yang akan terjadi.

Beberapa hal di atas mengenai kehidupan manusia saat berada di stasiun luar angkasa. Sehingga dapat menambah wawasan anda.