Kabel Bawah Laut untuk Layanan Internet dari Facebook dan Google

979
Kabel Bawah Laut untuk Layanan Internet dari Facebook dan Google
Ilustrasi Kabel bawah laut. Foto: globalcloudxchange

Texno.ID – Kabel bawah laut kabarnya untuk menghubungkan wilayah Singapura, Indonesia, dan Amerika Utara. Informasi tersebut berasal dari Facebook yang akan mengerjakan bersama Google serta perusahaan telekomunikasi.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas koneksi jaringan internet antar wilayah. Pasalnya dalam pembangunan tersebut, ada dua macam kabel bernama Bifrost dan Echo.

Inovasi Kabel Bawah Laut untuk Meningkatkan Koneksi Internet

Kevin Salvadori sebagai Facebook Wakil Presiden Jaringan Investasi mengungkap bahwa kedua kabel tersebut nantinya akan melintasi Laut Jawa. Dari keberadaan kabel tersebut, berharap bisa meningkatkan kapasitas koneksi internet secara keseluruhan di trans-pasifik.

Meskipun Kevin menolak agar merinci besaran jumlah investasi, namun ia mengungkapkan bahwa nantinya investasi tersebut menjadi sangat berharga. Pasalnya, kabel tersebut akan segera menjadi pertama yang menghubungkan secara langsung.

Dari Amerika bagian utara ke beberapa wilayah di Indonesia. Kabel ini supaya bisa meningkatkan konektivitas pada wilayah timur dan tengah Indonesia.

Echo dan Bifrost

Kabel Echo ini tercipta dari kerja sama antara perusahaan Indonesia XL Axiata dengan Google yaitu Alphabet. Rencananya Echo akan selesai pada tahun 2023 nanti.

Sementara kabel bawah laut yaitu Bifrost merupakan hasil kerja sama antara anak Telin (Telekomunikasi Internasional), Keppel dari Singapura, dan anak perusahaan Telkomsel. Kabarnya akan selesai tahun 2024 mendatang. Tetapi, Salvadori sendiri tidak menyebutkan berapakah nilai investasi tersebut.

Bagi Facebook

Menurut Facebook, proyek ini akan masuk ke dalam sebuah investasi sebelumnya di Tanah Air. Salah satu dari pasar terbesar milik Facebook. Pasalnya pada tahun 2020 lalu, Facebook mengungkapkan bahwa akan merencanakan sekitar 3000 kilometer serat optik.

Untuk menghubungkan hingga lebih dari 1000 titik jaringan di wilayah Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Apabila pemasangannya selesai, maka kabel bawah laut tersebut bisa menyediakan layanan untuk akses internet lebih cepat hingga 10 juta orang.

Tak hanya itu saja, namun Facebook juga akan bekerja sama dengan sebuah perusahaan dalam penyedia layanan infrastruktur dan telekomunikasi di Indonesia yaitu BaliTower. Hal ini bertujuan untuk menyediakan sebuah layanan WiFi yang lebih cepat dan sangat terjangkau.

Selain itu Facebook juga mengembangkan Terragraph, yaitu sebuah teknologi nirkabel. Hal ini untuk bisa memenuhi suatu permintaan dalam akses internet dengan kecepatan tinggi di pinggiran kota dan perkotaan.

Masih Menunggu Persetujuan

Berdasarkan informasi yang beredar, kedua kabel bawah laut ini akan mampu untuk menunjang lalu lintas sebuah internet di wilayah Asia Pasifik. Sedangkan dari pihak investasi Facebook sendiri juga masih menunggu suatu persetujuan regulasi tersebut.

Bahkan kabel tersebut akan menjadi salah satu dan yang pertama untuk menghubungkan ke wilayah di Indonesia. Dengan harapan supaya bisa meningkatkan jumlah konektivitas di Tanah Air.

Sedangkan Google juga sedang mengerjakan kabel bernama Equiano dengan tujuan untuk menghubungkan antara Afrika dengan Eropa.

Jumlah Kabel

Ada sekitar 400 kabel bawah laut yang akan beroperasi di seluruh penjuru dunia dengan membawa lalu lintas internet serta suara antar benua dan negara.

Pasalnya, perusahaan telekomunikasi, yakni Facebook serta grup teknologi lain seperti Google dan Microsoft sudah menjadi investor yang utama dalam proyek tersebut.

Namun Facebook menolak untuk mengatakan bahwa ada berapa banyak jumlah uang yang mereka gunakan untuk kabel tersebut. Pembangunan kabel-kabel ini juga menjadi sebuah titik api geopolitik bagi sebuah perusahaan teknologi. Terutama karena adanya ketegangan yang sangat meningkat antara Amerika Serikat dan China.

PLCN

Selain hanya kabel di Asia Tenggara, Facebook pun juga melanjutkan sebuah rencana untuk bawah laut agar lebih luas, yaitu di Asia dan global. Termasuk dengan PLCN (Pacific Light Cable Network).

PLCN ini akan mereka bangun hingga 12.8000 kilometer yang telah Alphabet dan Facebook danai. Namun memperoleh penolakan dari pemerintah Amerika Serikat dari rencana pembangunan saluran negara Hong Kong. Ini awalnya dengan maksud untuk bisa menghubungkan antara Taiwan, AS, Filipina, dan Hong Kong.

Menurut Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengutarakan bahwa keinginannya dalam kabel laut fiber optic ini bisa langsung ditarik ke Indonesia tanpa harus melewati Singapura.

Hal ini kemungkinan besar akan mereka lakukan. Ucapan tersebut karena kabarnya kabel bawah laut di Indonesia masih berantakan serta jalurnya kurang tertata dengan rapi.