Texno.ID – Satelit internet Satria Media akan diluncurkan roket SpaceX Falcon 9 di Florida, AS pada akhir 2023. Kehadiran satelit ini untuk meningkatkan internet klik rasio Indonesia.
Dalam Prime Talk Metro TV, Selasa 23 Maret 2021, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johny G Plate mengatakan bahwa “Indonesia sangat butuh peningkatan internet klik rasio dan memperkecil disparitas antar wilayah yang belum mendapatkan sinyal internet”.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kementrian Komunikasi dan Informatika menyediakan layanan telekomunikasi, khususnya pada daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) dan pada daerah perbatasan.
Proyek Satelit Internet Satria Media Tingkatkan Klik Rasio
Peningkatan koneksi sinyal antar wilayah dengan akses tinggi akan segera teratasi berkat adanya satelit ini. Selain itu, hal ini juga bisa mempercepat tumbuhnya ekonomi digitalnya Tanah Air.
Setelah peluncuran nanti, Satelit Satria akan menjangkau 150 ribu titik. Terutama untuk pelayanan publik yang selama ini belum menerima sinyal dengan bagus.
Pelayanan publik dalam hal ini adalah kesehatan, sektor pendidikan, keamanan, ketertiban masyarakat, serta layanan pemerintah perangkat desa.
Indonesia Jadi Negara Keempat dengan Satelit Internet Cepat
Kementrian Komunikasi dan Informatika menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara keempat dengan satelit berteknologi Very High Throughput. Teknologi akan digunakan proyek Satelit Satria yang akan diluncurkan tahun 2022 nanti.
Rudiantara mengatakan proyek ini merupakan satelit multifungsi yang menyediakan jaringan internet untuk lokasi yang tidak terjangkau kabel optik. Menurut Rudiantara, satelit internet Satria Media berbeda dengan satelit sebelumnya yang sudah ada di Indonesia.
“Saat ini kita memasuki era data dan satelit ini didesain untuk internet” tambahnya saat ditemui usai penandatanganan KPBU.
Proyek Satelit Satria Rogoh Biaya Fantastis
Proyek ini akan memakan biaya sekitar Rp 21 triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun. Biaya ini mencakup biaya belanja modal, belanja operasional, dan pengembalian investasi.
Satelit internet Satria Media ini akan mendukung jaringan komunikasi dengan perkiraan untuk 93.900 sekolah, 3.700 puskesmas, 47.900 perkantoran, serta 3.900 markas polisi dan TNI yang relatif sulit terjangkau kabel optik. Setidaknya untuk memenuhi 150 ribu titik wilayah yang selama ini tidak mendapat akses internet.
Perincian untuk per wilayah meliputi 54.400 titik Sumatra, 18.500 di Papua dan Maluku, 19.300 di Kalimantan, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, 23.900 di Sulawesi, dan 19.400 titik di Pulau Jawa.
Tak Hanya Berpusat di Jawa
Dengan adanya satelit ini, Rudiantara harap pembangunan koneksi internetnya tak hanya berpusat pada Pulau Jawa. Rudiantara juga menambahkan bahwa pembangunan ini harus didistribusikan ke 150.000 daerah. Dengan perkiraan ada lima lokasi masing-masing 30 ribu titik. Pembangunan ini harus merata hingga luar Jawa.
Calon Satelit Internet Indonesia
Dengan menggunakan frekuensi Ka-band berteknologi Very High Throughput Satellite berkapasitas 150 GBPS. Satelit internet Satria Media akan sampai pada orbit 146 BT.
Seperti proyek Palapa Ring, proyek Satelit Multi Fungsi (SMF) akan menggunakan skema KPBU. Skema ini merupakan gabungan pemerintah dengan badan swasta, sehingga tidak membebani APBN.
Untuk anda ketahui, proyek kerjasama ini ditandatangani oleh Kominfo, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (selaku penjamin), dan PSN selaku pelaksana bersama PT Satelit Nusantara Tiga sebagai BUP (Badan Usaha Pelaksana).
Konsorsium PSN sendiri terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Nusantara Satelit Sejahtera, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Pasifik Satelit Nusantara.
Latar Belakang Peluncuran Satelit Internet Satria Media
Rencana peluncuran satelit ini karena kapasitas satelit milik pemerintah masih belum merata ke semua wilayah. Dalam hal ini, pemerintah telah menyewa 60 persen kapasitas satelit Nusantara 1 milik PSN (Pasifik Satelit Nusantara).
Kominfo telah meluncurkan proyek berskema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha), yaitu Palapa Ring yang telah beroperasi mulai 2019. Langkah awal ini bertujuan untuk mendukung konektivitas nasional untuk tingkat kabupaten atau kota dengan jaringan serat optik.
Kemudian Kominfo berencana meluncurkan Satelit Satria (Satelit Republik Indonesia) pada tahun 2023 dengan maksud internet dapat terakses hingga ke daerah pelosok.
Peluncuran satelit ini bertujuan untuk pembangunan transformal digital di Indonesia. Dengan peluncuran satelit internet Satria Media, akan terjadi pemerataan akses jaringan komunikasi dan internet broadband untuk seluruh Indonesia. Di mana saat ini Indonesia memiliki 150 ribu titik yang tidak mendapat akses internet cepat.