Texno.ID – Bulan purnama biru dengan nama lain blue moon merupakan fenomena langka alam semesta. Fenomena ini sering disebut moon hunter atau bulan pemburu, yang mana lebih istimewa sebab terjadi bersama dengan purnama ganda. Dengan nama ini, bukan berarti kita akan melihat bulan yang berubah menjadi warna biru.
Karena nama tersebut hanyalah sebutan saja, tidak ada hubungannya dengan kejadian astronomi. Istilah blue moon pertama kali muncul pada tahun 1940-an dalam kontributor majalah astronomi Sky and Telescope. Seiring berjalannya waktu penggunaan nama ini tetap ada hingga sekarang.
Menurut NASA, blue moon merupakan peristiwa dua kali munculnya bulan purnama dalam satu bulan yang sama. Bulan purnama penuh akan terlihat 1 kali dalam satu bulan, yang artinya dalam satu tahun muncul 12 kali.
Fenomena Langka Bulan Purnama Biru
Blue moon terakhir kali hadir pada 31 Oktober 2020, bertepatan dengan perayaan Halloween. Pada waktu itu, bulan purnama lebih spektakuler dari sebelumnya. Karena langit terang oleh bulan purnama bersamaan dengan halloween yang hanya terjadi setiap 19 tahun. Hal ini karena bulan purnama mengikuti siklus Lunar Metonic, yaitu 235 bulan purnama.
Hal lain yang membuat fenomena ini lebih istimewa karena merupakan bulan purnama kedua yang terjadi pada bulan Oktober. Satu-satunya bulan purnama ganda pada tahun 2020. Bulan purnama ini akan terlihat pada saat bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi. Kebalikan dari bulan super yang terlihat lebih kecil dari Bulan purnama biasa, sehingga akan menjadi Bulan mikro.
Siklus Purnama
Fase bulan purnama ini terjadi berdasar posisi bulan di orbitnya. Bulan purnama biru atau juga harvest moon adalah bulan purnama pertama yang mengikuti ekuinoks September. Namun pada beberapa tahun sekali akan jatuh pada bulan Oktober.
Seperti bulan purnama pada umumnya, purnama biru terbit dari timur sekitar waktu Matahari terbenam. Lalu terbenam ke barat sekitar waktu Matahari terbit. Menurut NASA, bulan tertinggi terlihat ketika larut malam dan dini hari.
Fenomena ini jarang terjadi, dan berlangsung karena ada 12,27 putaran bulan mengelilingi Bumi setiap tahun. Sehingga setiap 2,5 hingga 3 tahun terdapat siklus bulan ekstra, termasuk bulan purnama ekstra.
Bulan purnama terjadi satu kali tiap bulan yang artinya selama satu tahun akan terjadi 12 kali. Tahun kalender dengan siklus lunar tidak sinkron secara sempurna. Dalam satu bulan ada yang 28 hari, 30 hari bahkan 31 hari. Artinya pada tiga tahun sekali kita akan melihat dua purnama pada satu bulan kalender sama.
Bulan berputar pada porosnya selama 29 hari, sementara bumi 30 hari kecuali pada bulan Februari. Inilah yang mengakibatkan purnama hadir sebanyak dua kali sebulan. Sehingga berdasarkan perhitungan blue moon terjadi tiap 2,7 tahun sekali.
Bulan purnama biru sebenarnya merupakan bulan purnama tambahan, yang mana dalam setahun biasanya hanya mengalami 12 kali bulan purnama. Istilah blue moon diterapkan kepada bulan ke tiga pada sebuah musim yang sewajarnya memiliki 4 bulan purnama. Hal ini terjadi sekali dalam dua atau tiga tahun pada wilayah beriklim sub-tropis.
Mitos Mengenai Blue Moon
Para penggila terhadap mitos bulan atau juga orang kenal dengan nama Lunatic ini, mengungkapkan bulan purnama selalu menghasilkan hal yang aneh di Bumi. Dalam buku The Moon Book tertulis, bulan purnama biru tidak punya mitos tersendiri. Tapi ia berbagi dengan mitos bulan purnama seperti meningkatnya cerita aneh.
“Saat bulan purnama, beberapa orang beranggapan mereka melakukan hal di luar kendali. Sebagian mungkin benar, tapi sebagian lagi terlalu berlebihan” tambah Kim, penulis buku tersebut. Para ilmuwan menemukan adanya keterkaitan bulan purnama dengan tingkah laku sehari-hari. manusia.
Manusia akan menghindari bulan purnama karena terlalu terang. Purnama terkadang menciptakan ilusi tidak ada bayangan sama sekali. Astronom Guy Ottewell dari Greenville mengatakan blue moon hanyalah kiasan saja. ” Bulan purnama ini hanyalah kiasan saja. Bahkan warnanya putih, dan bulan tampak kekuningan atau ke merah-merahan.” tambahnya.
Bulan purnama biru terjadi setiap dua hingga tiga tahun sekali. Terakhir kali, fenomena langka ini terjadi pada 31 Januari 2018. Setelah itu terjadi kembali pada Sabtu, 31 Oktober 2020. Untuk itu kemungkinan blue moon akan muncul kembali tiga tahun mendatang, yaitu pada 31 Agustus 2023.