Texno.ID – Asteroid Bennu menabrak bumi dalam prediksi NASA akan terjadi di waktu-waktu dekat ini. Akan tetapi tidak perlu khawatir, para ilmuwan mengklaim peristiwa tersebut bisa terjadi di abad ke 22, kemungkinan tahun 2100.
Mengutip dari NPR, asteroid Bennu merupakan kumpulan puing asteroid. Bentuknya menyerupai gasing berputar, dengan ukuran hampir menyamai Empire State Building (menara tertinggi ketiga di New York, AS).
NASA sendiri telah menganggap bahwa asteroid Bennu ini adalah asteroid kedua yang membahayakan bumi setelah asteroid 1950 DA. Penemuan asteroid Bennu pertama kali pada tahun 1999.
Lantas apa bahayanya untuk tata surya kita jika benar asteroid ini menabrak bumi? Sedangkan apa upaya NASA untuk mencegah kejadian tersebut? Mari kita simak ulasan selanjutnya dengan seksama.
Objek Asteroid Bennu Menabrak Bumi, Bagaimana Rencana dan Prediksi NASA?
David Farnocchia yang merupakan ilmuwan Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA di Jet Propulsion Pasadena California, menyatakan bahwasanya penduduk bumi tidak perlu mencemaskan terkait asteroid Bennu yang akan melintas dekat dengan bumi dan berpotensi menabrak.
Sebagai orang yang bertanggung jawab menjadi penulis utama studi tersebut, Farnocchia memprediksi ancaman serangan telah meningkat dari yang semula adalah 1 banding 2.700 kini menjadi 1 banding 1.750. Kemungkinan terjadinya masih berkisar 100 tahun dari sekarang.
Namun apabila sampai terjadi tabrakan dengan bumi, asteroid Bennu ini bisa membawa malapetaka yang cukup parah. Terlebih mengingat ukurannya yang tidak kecil.
Karena terdapat potensi yang membahayakan bumi tersebut, NASA lantas mencari jalan dan upaya untuk menghalaunya. NASA, di bawah organisasi ilmuwan Michael Moreau telah mengirimkan sebuah pesawat antariksa.
Pesawat tanpa awak tersebut bernama OSIRIS-REx. Kegunaannya tidak lain adalah untuk memantau pergerakan benda luar angkasa tersebut.
Selain itu, pesawat OSIRIS-REx juga NASA kerahkan untuk mengecat asteroid Bennu dengan warna yang lebih gelap ketimbang warna asli.
Bagaimana Keefektifan Solusi Cat?
Menurut prediksi Moreau bahwasanya dengan mengecat permukaan asteroid dengan warna yang lebih gelap dari warna aslinya bisa berdampak pada perubahan lintasan orbit serta sifat termal benda tersebut.
Dengan demikian, kemungkinan terbesarnya adalah asteroid Bennu menabrak bumi akan mini terjadi. Moreu sendiri telah mengklaim bilamana solusi cat bisa lebih efisien daripada nuklir.
Ia berpatokan dengan aturan ilmu alam mendasar, menyatakan bahwa warna gelap akan menyerap panas, sementara warna terang malah memantulkan. Dengan warna gelap, harapannya Bennu bisa lebih banyak menyerap terik matahari.
Semakin banyak panas yang terserap, artinya semakin banyak pula kadar radiasi dalam benda asteroid raksasa itu. Radiasi ini nantinya bisa memberikan tekanan hingga melelehkan benda tata surya.
Selanjutnya benda itu mengalami perubahan bentuk, kemudian berdampak pada jalur lintasannya yang perlahan akan berubah pula. Dengan demikian, asteroid Bennu tidak jadi melintas dekat apalagi menabrak bumi manusia.
Pesawat OSIRIS REx yang telah NASA luncurkan kemungkinan telah sampai di asteroid Bennu pada Desember 2018 lalu. OSIRIS REx mengemban tugas untuk memantau sekaligus mengambil sampel asteroid raksasa tersebut. Untuk perkiraan kembali ke bumi, pesawat tanpa awak (probe) terjadwal pada tahun 2023 mendatang.
Emergency Solution
Solusi ini menjadi cadangan NASA bila mana pengecatan pada Bennu tidak berhasil. Sekarang ini NASA tengah bekerja keras untuk mengembangkan HAMMER (Hypervelocity Mitigation Mission for Emergency Response).
Berupa sebuah pesawat dengan berat 8,8 ton. Sengaja mereka ciptakan untuk kemudian mereka tabrakan ke asteroid yang akan mendekat dan berpotensi menabrak bumi (NEO-Near Earth Object).
Demikianlah sejumlah prediksi dan persiapan NASA mengenai asteroid Bennu menabrak bumi yang kemungkinan terjadinya masih 1 abad lagi.
Karena 100 tahun merupakan jangka waktu yang lama, manusia manapun tidak akan tahu kejadian apa yang akan menjadi kenyataannya. Kita hanya bertaruh prediksi dan berupaya mengatasi terburuknya kondisi yang akan terjadi.