Bintang yang Meledak, dengan Pengamatan Spitzer di Galaksi Berdebu

377
Bintang yang Meledak, dengan Pengamatan Spitzer di Galaksi Berdebu
Ilustrasi bintang yang meledak. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Bintang yang meledak akan menghasilkan cahaya menarik. Teleskop inframerah misalnya Spitzer yang dapat melihat menembus kabutnya. Sehingga memberikan gambaran yang lebih baik mengenai seberapa sering ledakan tersebut terjadi.

Ledakan paling terang dan paling kuat di alam semesta, tentunya akan sulit untuk melewatkannya. Namun, jumlah ledakan seperti itu yang diamati pada bagian terjauh alam semesta. Bahkan jauh lebih rendah daripada perkiraan para astrofisikawan.

Penelitian Terbaru Bintang yang Meledak

Penelitian terbaru menggunakan data dari NASA Pensiunan Teleskop Luar Angkasa Spitzer. Belakangan ini melaporkan penemuan lima supernova. Namun belum pernah terlihat sebelumnya, bahkan tidak terdeteksi dalam cahaya optik.

Melansir Wikipedia, supernova merupakan ledakan yang sangat energik dari suatu bintang besar. Bintang masif yang berada pada titik tertentu dalam siklus hidupnya. Saat melewati Bima Sakti berkecepatan mencapai dua juta mil tiap jam.

Bintang LP 40-365 tak menunjukkan tandanya akan berhenti. Tim astronom melihat bahwa bintang itu terdorong ke jalur cepatnya saat ini. Hal itu oleh ledakan supernova jutaan tahun yang lalu. Spitzer menyaksikan alam semesta di dalam cahaya inframerah.

Dengan menembus debu awan yang menghalangi adanya cahaya optik. Jenis cahaya terlihat dari mata dan supernova yang tidak terhalang memancarnya paling terang.

Katai Putih

LP 40–365 yang tidak biasa ini merupakan katai putih. Hal tersebut sebagai bintang kecil dan kompak pada akhir hidupnya. Bahkan yang sangat kaya akan mineralnya. Bintang yang memiliki atmosfernya sendiri, sebagian besar terdiri dari oksigen dan neon.

Bintang tersebut melarikan diri dari ledakan bintang besar. Sehingga akan melepaskan dorongannya dan luar galaksi. Saat katai putih mengorbit yang lainnya. Satu bintang memberikan massa untuk yang lainnya.

Dioda juga dapat memancarkan gelombang gravitasi. Gangguan dalam ruang waktu, saat mengorbit satu sama lainnya. Dengan bintang yang kelaparan pada duo ini akhirnya meledak dalam ledakan termonuklir raksasa.

Tim pada penelitian baru tidak menjelaskan mengenai bintang menyerupai LP 40-365. Bintang yang umumnya merupakan donor maupun akumulator sistem biner katai putih.

Namun berpikir bola logam panas ini pada dasarnya merupakan fragmen bintang. Hal itu dari bintang yang bertambah. Hingga akhirnya meledak dengan luar biasa.

Mendeteksi Supernova

Untuk dapat mengetahui supernova tersembunyi. Para peneliti melakukan pengamatan Spitzer terhadap 40 galaksi berdebu. Berdasarkan jumlah yang ditemukan pada galaksi-galaksi tersebut.

Penelitian ini meyakinkan bahwa bintang yang meledak memang terjadi cukup sering. Prediksinya didasarkan pada pemahaman para ilmuwan saat ini. Hal itu mengenai bintang yang berevolusi.

Penelitian yang seperti ini berguna untuk meningkatkan pemahaman. Baik dengan memperkuat atau menantang aspek-aspek tertentu dari hal tersebut. Hasil dengan Spitzer ini memastikan bahwa survei optik yang telah lama diandalkan.

Untuk mendeteksi supernova melintasi setengah dari ledakan bintang yang terjadi. Maryland dan penulis utama penelitian baru, yang telah terbit di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Mendeteksi supernova pada jarak yang sangat jauh memang menjadi tantangannya. Untuk mengetahui keberadaan bintang yang meledak dengan sekeliling dunia galaksi misterius. Namun pada jaraknya yang tidak terlalu jauh.

Tim peneliti memilih kelompok lokal yang terdiri dari 40 galaksi tersedak debu. Kelompok tersebut dikenal galaksi inframerah yang memiliki cahaya juga ultra-luminous. Debu pada LIRG serta ULIRG menyerap cahaya optik dari objek seperti halnya supernova.

Namun memungkinkan radiasi inframerah dari objek yang tanpa terhalang sampai teleskop. Seperti halnya Spitzer dapat mendeteksinya.

Jenis Supernova

Penemuan jenis supernova oleh Spitzer dikenal yakni sebagai supernova yang runtuh. Hal itu yang mencakup bintang-bintang raksasa. Memiliki massa setidaknya delapan kali massa Matahari.

Seiring bertambahnya usia dan inti menjadi penuh dengan besi. Bintang-bintang besar tidak lagi dapat menghasilkan energi yang cukup. Untuk dapat menahan gravitasi dan inti. Sehingga tiba-tiba menjadi runtuh secara dahsyat.

Menghasilkan tekanan dan suhu intens selama melahirkan dengan cepat. Membentuk unsur-unsur kimia baru melewati fusi nuklir. Bintang-bintang yang runtuh akhirnya memantul dari bagian intinya super padat. Meledakkan dirinya menjadi potongan-potongan kecil. Sampai akhirnya menyebarkan elemen-elemen itu ke seluruh ruang.

Bintang yang meledak memang menghasilkan cahaya yang tampak menarik. Menggunakan teleskop inframerah, Spitzer, untuk dapat mendeteksinya.