Home Sains Cacing Super Pemakan Plastik, Bisakah untuk Daur Ulang?

Cacing Super Pemakan Plastik, Bisakah untuk Daur Ulang?

197
Cacing Super Pemakan Plastik, Bisakah untuk Daur Ulang
Ilustrasi Cacing Super Pemakan Plastik. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Cacing super pemakan plastik telah memberikan harapan baru bagi kita. Pasalnya, cacing super ini harapannya bisa menjadi solusi pabrik daur sampah mini.

Cacing super atau sebutan ilmiahnya Zophobas morio mampu bertahan hidup dengan cara memakan polystyrene. Seperti yang kita tahu, polystyrene merupakan kemasan plastik yang seringkali kita gunakan sebagai wadah makanan.

Penemuan cacing super ini oleh para peneliti asal Australia. Dalam hasil penelitian tersebut, cacing super mampu mencerna polystyrene melalui enzim bakteri yang terdapat dalam ususnya.

Berkat kemampuannya ini, cacing super diklaim mampu membantu proses daur ulang plastic, khususnya polystyrene. Padahal, fakta yang kita tahu, polystyrene merupakan jenis limbah yang sulit didaur ulang.

Penelitian Terkait Proses Pencernaan Cacing Super Pemakan Plastik

Untuk mengetahui proses pencernaan pada cacing super ini dalam memakan polystyrene, peneliti telah melakukan uji coba. Sebanyak 135 ekor cacing super peneliti gunakan dalam penelitian tersebut.

Kemudian, untuk mendapatkan hasil yang konkrit, jumlah cacing super tersebut terbagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan perlakukan yang berbeda-beda.

Kelompok pertama, cacing super mendapatkan perlakukan dengan pemberian makan berupa dedak gandum. Sedangkan kelompok kedua memakan polystyrene lunak.

Sementara itu, untuk kelompok ketiga tidak mendapatkan makanan apa pun. Kemudian, para peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas kanibalisme semua cacing super.

Hasil Penelitian

Dari penelitian cacing super pemakan plastik tersebut memperlihatkan hasil yang cukup menarik perhatian. Larva cacing super yang diberikan plastik sebagai sumber makannya ini memperlihatkan pertumbuhan yang kurang memuaskan.

Pasalnya, bobot cacing-cacing tersebut masih lebih tinggi daripada cacing yang kelaparan. Akan tetapi, dua pertiga dari cacing-cacing tersebut berhasil tumbuh dan menjadi kumbang.

Dari hasil penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa polystyrene merupakan salah satu makanan yang cukup buruk bagi larva cacing super. Namun, cacing-cacing tersebut masih mampu mengekstrak materi dari plastic tersebut, setidaknya beberapa energy.

Apakah Cacing Super Pemakan Plastik Baik untuk Dibudidayakan?

Melihat dari hasil penelitian tersebut, timbul pertanyaan dari benak kita, “apakah cacing super bisa dibudidayakan”?

Sayangnya, penelitian yang dilakukan tersebut tidak mengarahkan untuk menciptakan peternakan cacing super secara besar-besaran.

Terutama sebagai pabrik daur ulang. Akan tetapi, para peneliti tersebut memiliki harapan mampu mengidentifikasi enzim bakteri mana yang paling efektif.

Dengan demikian, cacing super pemakan plastik tersebut bisa kita reproduksi dalam skala besar untuk kegiatan daur ulang.

Enzim yang terdapat dalam cacing super, akan memarut secara mekanis jenis plastik tersebut. Kemudian, produk penguraian dari reaksi tersebut, lalu bisa mikroba lain gunakan untuk membuat senyawa bernilai tinggi, salah satunya bioplastik.

Simbiosis Antara Superworm dengan Bakteri Usus

Pada dasarnya, cacing super pemakan plastic ini memiliki kemampuan untuk mencabik-cabik plastik. Dengan demikian, mampu menguraikan serta memecahnya menjadi molekul yang lebih kecil.

Hal inilah yang kemudian membuat plastic mudah untuk dicerna. Ada kemungkinan lain, jika suatu saat nanti, molekul plastik tersebut bisa didaur ulang menjadi plastik baru.

Sebelumnya, para peneliti juga telah melakukan serangkaian upaya untuk mencari solusi limbah plastik di dunia.

Selain penelitian terhadap cacing super tersebut, para peneliti juga melakukan penelitian lainnya. Mereka berhasil menggunakan jamur serta bakteri untuk menguraikan plastik.

Penelitian ini juga mengarahkan pemahaman bakteri yang terdapat pada usus cacing super pemakan plastik ke tingkat molekuler. Selain itu, bakteri tersebut juga bisa membantu proses daur ulang.