Hujan Es di Jogja, Fenomena Alam yang Sudah 2 Kali Terjadi

786
Hujan Es di Jogja, Fenomena Alam yang Sudah 2 Kali Terjadi
Ilustrasi hujan es. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Hujan es di Jogja kini terjadi lagi. BMKG Yogyakarta telah membenarkan hal tersebut. Fenomena hujan es terjadi pada dua wilayah di Yogyakarta. Fenomena hujan es tersebut merupakan yang kedua kalinya terjadi.

Adanya fenomena hujan tersebut masih memiliki potensi terjadi pada beberapa wilayah Jogja hingga bulan April mendatang. Bulan April memang merupakan berakhirnya masa pancaroba.

Beberapa wilayah yang akan berpotensi mengalami fenomena tersebut diantaranya sebagian besar wilayah kota Jogja. Terjadi juga pada wilayah Sleman bagian utara, Pakem, Cangkringan, Turi, Ngemplak, dan Ngaglik. Selain itu, untuk wilayah Kulon Progo bagian utara, Kalibawang, Girimulyo, dan Samigaluh.

Penyebab Terjadinya Hujan Es di Jogja

Fenomena hujan es merupakan fenomena alam yang dapat terjadi apabila bersamaan dengan adanya hujan lebat. Ada suhu udara yang lembab, hangat, dan labil pada permukaan bumi.

Maka mempengaruhi pemanasan pada bumi secara intensif akibat adanya radiasi matahari. Hal itu akan mengangkat massa udara tersebut ke atas atmosfer dan mengalami pendinginan.

Terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Hal itu setelah terjadinya kondensasi. Adanya energi yang kuat akan mendorong ke atas saat terjadi proses konveksi.

Sehingga pada puncak awan yang sangat tinggi hingga mencapai freezing level. Terbentuklah kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar pada freezing level.

Hujan es yang terjadi di Jogja akibat massa awan yang penuh. Sehingga tidak dapat menahan berat uap air, maka terjadilah fenomena hujan lebat disertai es.

Setelah terjadinya es sehingga saat turun bergesekan dengan udara. Hal itu mengakibatkan es mencair dan saat sampai pada permukaan tanah, ukurannya menjadi lebih kecil.

Tanda-Tanda Terjadinya Hujan Es

Saat peralihan musim kemarau ke musim penghujan, maka potensi hujan es yang disertai angin kencang ini biasa terjadi. Sehingga pada masa pancaroba ini, potensi terjadinya hujan es tentunya lebih besar dibandingkan waktu-waktu yang lainnya.

Datangnya hujan es dapat mengetahuinya melalui beberapa tanda tertentu. Hujan es biasanya datang bersamaan dengan angin darat kencang ataupun angin puting beliung.

Berdasarkan sifat atau keadaan yang ada pada sekitar lingkungan, maka dapat memprediksi turunnya es. Hal tersebut tentunya sangat penting untuk mengetahuinya, terlebih saat berada pada luar rumah. Hujan es yang terjadi di Jogja sudah yang kedua kalinya, tentunya masih ada potensi untuk terjadi kembali.

Hujan es tersebut yang biasa terjadi pada saat siang atau sore hari. Namun juga dapat terjadi hujan es pada malam hari. Fenomena hujan es memiliki potensi lebih besar terjadi saat siang atau sore hari.

Suhu udara pada pagi hingga malam hari terasa pengap dan panas, terjadi pada satu hari menjelang hujan es turun. Hal tersebut yang memungkinkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuklah awan berlapis-lapis. Sehingga akan sebabkan terjadinya hujan es, seperti halnya yang terjadi di Jogja.

Terlihat awan yang berlapis-lapis atau cumulus sekitar pada pukul 10.00. Sekeliling awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu.

Menjulang tinggi seperti bunga kol dan awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dalam waktu yang cepat. Apabila terlihat adanya tanda-tanda tersebut, maka dapat memperkirakan akan terjadi hujan es. Selain itu, juga dapat disertai dengan angin kencang.

Tanda pada Lingkungan Sekitar

Perhatikan tanaman atau pepohonan yang ada pada lingkungan sekitar. Apabila ranting dan dahannya mulai bergoyang- goyang akibat tertiup angin, hal tersebut menjadi tanda hujan dan angin kencang akan segera tiba. Seperti itulah tanda awal terjadinya hujan es di Jogja belakangan ini.

Anda dapat merasakan suhu udara pada lingkungan sekitar mulai dingin dan dapat membuat merinding tentunya. Hujan es biasanya terjadi saat hujan pertama kali turun dengan deras.

Hal yang dapat mengindikasikan bahwa anginnya sudah menjauh dari lingkungan sekitar, apabila hujan yang turun pertama kali hanya gerimis.  

Selain itu, apabila mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, hal itu kemungkinan akan terjadi hujan lebat dengan petir juga angin yang kencang.

Saat memasuki musim penghujan, namun 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, kemungkinan hujan lebat yang ada angin kencang saat hujan turun pertama kali.

Itulah mengenai hujan es di Jogja yang terjadi belakangan ini. Selain itu, terdapat penjelasan penyebab terjadinya dan adanya tanda-tanda hujan es tersebut.