Meteor Jatuh ke Bumi, Penyebab, Proses Terjadi, dan Dampaknya

871
Meteor Jatuh ke Bumi, Penyebab, Dampak dan Proses Terjadinya
Ilustrasi Meteor Jatuh ke Bumi. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Meteor jatuh ke Bumi atau hujan meteor menjadi pemandangan yang menarik. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab meteor jatuh dan  bagaimana proses terjadinya, masyarakat belum banyak yang mengetahui. Meteor merupakan sebutan untuk suatu benda yang jatuh dari antariksa. 

Terdapat pecahan batu yang mengambang di angkasa. Bahkan jumlahnya bisa mencapai ratusan ton setiap harinya jatuh ke Bumi. 

Hujan meteor terjadi ketika bumi dalam orbitnya mengelilingi Matahari. Kemudian melewati puing-puing sisa dari disintegrasi komet. Meskipun orbit Bumi mengelilingi Matahari secara melingkar, namun kebanyakan komet  bergerak dalam orbit elips yang memanjang. Sehingga beberapa komet yang memiliki orbit sebagian tumpang tindih dengan jalur Bumi.

Penyebab Meteor Jatuh ke Bumi

Hujan meteor terjadi saat debu atau partikel komet memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Kemudian saat menabrak atmosfer bergesekan dengan partikel udara dan memanaskan meteor tersebut. Panas akan menguapkan meteor dan menyebabkan bintang jatuh. 

Meskipun banyak pecahan benda yang menghantam Bumi dari segala arah, ada juga meteor jatuh ke Bumi. Perbedaan yang mendasari adalah hujan meteor saat Bumi membajak jejak partikel komet atau asteroid. 

Mengutip space.com, kebanyakan meteor terlihat pada ketinggian sekitar 60 mil atau 96,5 kilometer. Kemudian beberapa meteor besar memercik dan menimbulkan kilatan yang lebih terang seperti bola api. Rata-rata meteor melaju pada atmosfer dengan kecepatan 30.000 mph dan suhunya mencapai 3.000 derajat Fahrenheit.

Kebanyakan ukuran meteor sangat kecil, kemungkinan sekecil butiran pasir. Jadi, sebelum mencapai permukaan bumi akan hancur di udara. Meteor yang besar atau meteorit mencapai permukaan Bumi jarang terjadi. 

Penyebab lain meteor jatuh ke Bumi adalah komet yang melintas terlalu dekat dengan planet kita. Kemudian akan muncul energi yang dapat menimbulkan tekanan. Sehingga menyebabkan jumlah meteor meningkat drastis dan masuk Bumi.

Meteor akan kehilangan daya ketika terjadi peningkatan drastis. Kemudian tidak memiliki pertahanan pada posisi supaya tetap pada orbit. Selanjutnya akan terjadi hujan meteor pada sebagian wilayah di Bumi. 

Proses Terjadinya Hujan Meteor

Fenomena alam seperti hujan meteor sangat langka dan sangat menarik untuk mengamatinya. Terjadinya meteor jatuh ke Bumi saat melintasi puing-puing dari komet. Kemudian saat Bumi berevolusi mengelilingi Matahari pada orbitnya.

Saat puing-puing dari inti komet hancur di lintasan bumi akan terlihat seperti hujan. Kemudian komet akan melintasi Matahari dan bergerak dengan cepat beserta dengan partikel seukuran pasir bahkan kadang didominasi serpihan berbatu. Hal seperti demikian merupakan proses puncak hujan meteor. 

Sesampainya di atmosfer Bumi, serpihan tersebut akan terbakar. Lalu akan menghasilkan cahaya yang dapat terlihat dari Bumi. 

Orbit komet yang lonjong atau elips daripada orbit bumi dapat bersinggungan. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab hujan meteor dan hal tersebut dapat terlihat dari Bumi. Tampak dari Bumi komet memiliki ekor dan layaknya hujan dalam intensitas yang tinggi. 

Inti dasar dari komet berupa partikel debu padat. Kemudian akan hancur saat melewati Matahari dan menghasilkan ekor. 

Dampak dengan Bumi

Saat meteorit benar-benar menghantam Bumi, maka kecepatannya kurang lebih setengah dari kecepatan saat masuk. Kemudian akan meledakkan kawah 12 sampai 20 kali ukurannya. Meteor jatuh ke Bumi bentuknya hampir sama dengan planet berbatu lainnya atau bulan. 

Kawah akan berbentuk mangkuk bila benda lebih kecil. Lalu untuk dampak yang lebih besar menyebabkan rebound yang menciptakan puncak pusat dan membentuk teras pada sepanjang tepian. Terakhir, dampak terbesarnya adalah membentuk cekungan pada puncak bagian dalam.

Meteor yang besar dapat meledak di atas permukaan dan menyebabkan kerusakan yang luas serta kebakaran. Hal ini pernah terjadi pada tahun 1908 di Siberia dan terkenal dengan peristiwa Tunguska. 

Pada saat itu, meteor memasuki atmosfer dengan sudut miring. Kemudian meledak dan mengirimkan angin panas, suara keras dan mengguncangkan tanah. Partikel kecil yang tertiup ke atmosfer akan menerangi langit malam dalam waktu beberapa hari. 

Sekarang, teori yang berlaku menyatakan jika meteor meledak di atas permukaan Bumi. Jadi, tidak ada kejadian meteor jatuh ke Bumi saat ini. Karena meteor telah terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.