Penemuan Fosil Enantiornithine Mengejutkan, Ini Info Lengkapnya

506
Penemuan Fosil Enantiornithine
Penemuan Fosil Enantiornithine: Ist/Net

Texno.ID – Penemuan fosil Enantiornithine atau fosil makhluk kecil adalah di Timur Laut China. Fosil tersebut menurut penelitian memiliki usia perkiraan 120 juta tahun. Penemuan ini merupakan penemuan paling aneh sekaligus menarik perhatian para ahli. 

Selain itu, peneliti juga menyebutkan bahwa fosil tersebut bukanlah burung ataupun dinosaurus. Fosil tersebut memang mirip, namun lebih memiliki kesamaan dengan hewan T-rex.

Sedangkan tubuh fosil tersebut lebih mirip dengan burung mahkota pada zaman modern. Hal ini serupa dengan burung kolibri atau burung pipit. 

Penelitian Mendalam dari Penemuan Fosil Enantiornithine 

Sebelum memastikan hal tersebut, telah berjalan pemindaian CT yang begitu cermat. Bahkan dilakukan rekonstruksi fosil lebih terperinci kembali.

Dengan hal ini, menghasilkan data yang menunjukkan fosil tersebut merupakan bagian dari kelompok burung purba atau Enantiornithines. Dalam artian burung yang berlawanan. 

Melansir dari Science Alert Senin 28 Juni 2021, beberapa Enantiornithines lain yang memiliki besar tak lebih besar seekor kecoa. Namun penemuan fosil baru tersebut agak sedikit lebih besar dan seukuran telapak tangan manusia. 

Dari gambaran tersebut memang ukurannya terlihat kecil, namun makhluk bercakar serta bersayap ini termasuk dalam kelompok burung purba yang melimpah serta beragam hidup kala itu. 

Sementara burung purba tersebut tak bertahan dari peristiwa kepunahan massal Mesozoikum. Menurut penemuan fosil Enantiornithine, banyak dari sifat mereka yang masih hidup hingga sekarang. Bahkan dianggap sebagai langkah evolusioner penting dalam perjalanan menuju burung modern. 

Fosil Tengkorak Enantiornithines Terawetkan

Min Wang yang merupakan ahli paleontologi dari Chinese Academy of Sciences mengatakan bahwa tak ada yang menghentikan burung purba untuk menjadi spesies yang sukses di seluruh dunia. Hal tersebut selama puluhan juta tahun yang lalu. 

Hasil penemuan fosil Enantiornithine berupa fosil tengkorak yang sudah terawetkan dengan baik sekaligus peneliti dapat mengetahui lebih detail kembali terkait burung purba tersebut hingga lebih dalam. 

Namun burung tersebut tak seperti burung modern yang rahang bagian atasnya bergerak secara independen dari wadah otak mereka yang namanya kinesis tengkorak. Bahkan tulang tengkorak Enantiornithines ini terkunci serta tak bisa bergerak sama sekali. 

Dari hasil penemuan, peneliti menemukan bagian tambahan untuk otot rahang yang umumnya ada pada hewan purba. Atau bahkan pada reptil seperti kadal dan buaya. 

Sedangkan bagian tambahan yang terkenal dengan pterygoid sangat mirip seperti kepemilikan hewan purba Linheraptor. Theropoda mirip burung pemakan daging yakni T.Rex dan Velociraptor. 

Dari penemuan fosil Enantiornithine menunjukkan bahwa burung purba dapat berevolusi dari cabang dinosaurus yang terdiri dari Velociraptor berbulu serta Microraptor bersayap. 

Seorang penulis studi dalam makalahnya juga menuliskan bahwa meski mereka bisa menaklukkan zaman kapur, namun hanya kelompok burung dengan kumpulan fitur turunan yang memungkinkan melakukan kinesis yang dapat selamat dari kepunahan massal Mesozoikum akhir.

Selanjutnya mereka berkembang sejak saat itu. Studi tersebut telah terpublikasikan dalam Nature Communications. Begitu menakjubkan ketika menyadari bahwa jenis burung yang kita lihat di antara burung-burung ternyata sudah berkembang sejak lebih dari 100 juta tahun yang lalu. 

Peneliti utama Fabien Knoll dari ARAID Dinopolis dan University of Manchester mengatakan bahwa analisis perkembangan tulang tersebut untuk dapat berguna mempelajari sejumlah karakteristik evolusioner. 

Teknologi baru tersebut dapat menawarkan kemampuan paleontologis yang belum pernah ada sebelumnya. Hal tersebut mampu untuk menyelidiki kerangka penemuan fosil Enantiornithine. Penemuan ini bisa menambah wawasan mengenai sejarah pada masa lampau.