Texno.ID – Sampah antariksa jatuh ke Bumi kerap kali terjadi. Sampah antariksa ini juga bisa kita sebut sebagai benda langit. Hal ini karena Bumi merupakan salah satu planet yang mempunyai gaya gravitasi.
Pada dasarnya, sampah antariksa atau sampah luar angkasa merupakan objek di orbit sekitar Bumi yang diciptakan oleh manusia. Sesuai dengan sebutannya, sampah antariksa ini sudah tidak lagi berguna.
Sampah antariksa terdiri dari satelit yang sudah tidak berfungsi lagi. Selain itu, juga bisa berbentuk fragmentasi ledakan, partikel kecil, debu, maupun yang lainnya. Awan partikel yang berukuran sangat kecil pun juga bisa menyebabkan kerusakan erosive.
Sampah Antariksa Jatuh ke Bumi Sering Terjadi
Seperti yang kita tahu, luar angkasa tak terpengaruh oleh gaya gravitasi. Hal ini menyebabkan fragmentasi ledakan yang terjadi secara terus menerus.
Fenomena ini akan jadi cukup berbahaya bagi pesawat antariksa. Pasalnya, fragmentasi ledakan dapat bertabrakan langsung dengan pesawat kemudian menimbulkan kerusakan.
Pada dasarnya, sampah antariksa ini memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Ada yang memiliki ukuran besar, ada pula yang berukuran sangat kecil.
Terdapat banyak sampah di luar angkasa dari ukuran satu cm hingga 15 cm. Partikel ini akan bergerak dengan kecepatan lebih dari 20.000 mil per jam.
Selain itu, juga dapat bertahan lama melaju di luar angkasa. Kemudian, pada akhirnya akan jatuh akibat daya tarik gravitasi Bumi, dan terbakar oleh atmosfer.
Klasifikasi Benda Jatuh Antariksa
Benda jatuh atau sampah antariksa jatuh ke Bumi diklasifikasikan dengan dua kelompok. Pertama, benda buatan, benda buatan ini dapat berbentuk seperti puing roket dan semacamnya.
Kemudian, benda antariksa alami, yakni berupa meteorit atau bakal meteor, asteroid, maupun pecahan komet. Selain itu, benda antariksa ini juga berupa bekas satelit komunikasi atau satelit meteorology yang memiliki ketinggian 36.000 km akan tetap berada pada orbitnya.
Akan tetapi orbit yang rendah di bawah 1000 km akan mengalami efek pengereman atmosfer. Dengan begitu, semakin lama akan semakin turun ketinggiannya dan kemudian jatuh ke Bumi.
Memiliki Potensi Berbahaya
Sampah antariksa jatuh ke Bumi ini memiliki potensi menimbulkan bahaya. Potensi bahaya ini dapat kita kategorikan menjadi dua jenis, pertama ketika berada pada orbit, dan saat jatuh.
Ketika mengorbit, terdapat sebuah kemungkinan jika sampah antariksa tersebut akan mengalami tabrakan dengan satelit yang masih aktif. Sedangkan, ketika jatuh ke Bumi, tingkat bahayanya dapat kita lihat dari ukuran.
Pasalnya, ukuran sampah antariksa ini bisa sampai berton-ton. Meskipun memiliki potensi berbahaya bagi kehidupan di Bumi, akan tetapi hal ini jarang terjadi.
Kasus Sampah Antariksa Jatuh ke Bumi
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, jika peristiwa semacam ini sering terjadi. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu wilayah yang pernah dijatuhi sampah antariksa.
Hal ini terjadi pada tahun 1981 di Gorontalo. Sampah antariksa yang jatuh ke Indonesia ini merupakan milik Rusia. Selain itu, pada tahun 1988 di Lampung juga pernah terjadi, sampah antariksa tersebut juga milik Rusia.
Tahun 2004 sampah antariksa milik RRT jatuh ke wilayah Bengkulu. Pada tahun 2016 sampah antariksa milik Amerika jatuh ke Sumenep Madura. Kemudian pada tahun 2017 sampah antariksa jatuh di Sumatera Barat, sampah antariksa tersebut milik RRT.
Sampah antariksa jatuh ke Bumi ini merupakan tanggung jawab pemiliknya. Saat sampah antariksa tersebut jatuh ke negara lain, maka akan melibatkan dua negara sekaligus. Negara pemilik sampah antariksa tersebut dan negara yang dirugikan.