Texno.ID – Sisa umur Matahari kini sudah dapat para ilmuwan hitung. Apa yang sebenarnya akan terjadi menjelang kematiannya?
Matahari selalu hadir menyinari Bumi. Tanpa sadar Matahari merupakan sumber energi terbesar.
Bukan hanya Bumi, Matahari juga sangat penting untuk planet dan benda langit di tata surya ini karena menjadi bintang utama.
Namun, para ilmuwan baru-baru ini memprediksi berapa lama lagi Matahari akan hidup dan hal itu sebenarnya cukup mengkhawatirkan.
Mengungkap Fakta Sisa Umur Matahari
Pernahkan Anda memikirkan akan seperti apa Bumi yang kita tinggali ini jika tidak memiliki Matahari?
Sayangnya hal itu mungkin akan terjadi dalam beberapa miliar tahun kedepan. Hal itu karena para ilmuwan telah membuat prediksi tentang seperti apa akhir dari tata surya kita ini dan kapan akan terjadi.
Saat berakhirnya tata surya akibat umur Matahari yang habis tersebut juga tidak akan bisa manusia saksikan.
Sebelumnya, para astronom mengira bahwa Matahari akan berubah menjadi nebula planet atau gelembung gas dan juga debu yang bercahaya, hingga bukti menunjukkan bahwa peristiwa itu mungkin harus sedikit lebih masif.
Melansi dari Science Alert, sebuah im astronom internasional membalikkan teori tersebut pada tahun 2018. Mereka menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat dari Matahari.
Matahari saat ini sudah berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Usia ini tidak pasti dan hanya berdasarkan usia benda-benda lain di sekitarnya.
Berdasarkan pengamatan terhadap bintang lainnya, astronom memperkirakan bahwa sisa umur Matahari akan sampai pada akhir hidupnya yakni sekitar 10 miliar tahun lagi.
Proses Kematian Matahari
Pada dasarnya Matahari hanyalah sebuah bintang. Oleh karena itu, ia juga akan meredup dan mati ketika kehabisan bahan bakar di dalamnya.
Menjelang kematiannya, akan ada berbagai hal yang terjadi terhadap bintang utama tata surya tersebut. Dalam sekitar 5 miliar tahun kedepan, Matahari akan berubah menjadi sebuah raksasa merah.
Pada saat itu terjadi, inti bintan di dalamnya menyusut tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars. Proses tersebut akan menelan planet kita ini jika memang masih ada. Namun, satu hal yang bis para ilmuwan pastikan adalah pada saat itu manusia sudah tidak ada lagi.
Itu terjadi karena secara fakta, manusia hanya mempunyai waktu kurang lebih 1 miliar tahun dari sekarang untuk bisa bertahan. Matahari kecerahannya akan terus meningkat 10 persen setiap miliar tahu dan hal itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi.
Sebuah studi pada tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer menentukan bahwa sisa umur Matahari kemungkinan menyusut yang semula sebagai raksasa merah, lalu menjadi katai putih sebelum berakhir sebagai nebula planet.
Astrofisikawan dari University of Manchester Inggris menjelaskan bahwa ketika bintang mati, maka ia akan mengeluarkan massa gas dan debu sebagai selubungnya menuju ke luar angkasa.
Selubung tersebut bahkan bisa mencapai setengah dari massa bintang. Proses ini akan mengungkap inti bintang. Secara perlahan bintang akan kehabisan bahan bakar dan mati.
Nebula planet dapat terlihat setelah inti panas membuat selubung yang bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun.
Data mengatakan bahwa nebula planet yang terang dapat tercipta dari bintang yang memiliki massa rendah seperti halnya Matahari. jadi, nebula planet akan cukup terlihat menjadi salah satu hasil kematian bintang utama tata surya ini.
Tentu saja ketika sisa umur Matahari habis, maka seluruh komponen di tata surya akan terganggu. Alhasil, mereka termasuk Bumi akan punah dan hanya menyisakan nebula di langit alam semesta.