Texno.ID – Pergeseran poros bumi merupakan salah satu akibat dari perubahan iklim. Menurut penelitian terbaru, perubahan iklim meningkatkan pencairan gletser di wilayah kutub. Hal tersebut terjadi dalam beberapa dekade.
Redistribusi air pada permukaan bumi terjadi karena pencairan glasial yang sudah lebih dari cukup untuk mendorong adanya pergeseran tersebut. Penemuan tersebut terbit dalam Geophysical Research Letter memiliki konsekuensi langsung yakni untuk bidang ilmu bumi dan luar angkasa.
Dampak Pergeseran Poros Bumi Secara Nyata
Redistribusi air menyebabkan lokasi kutub selatan dan utara bergeser ke timur sejak pertengahan 1990-an. Pencairan tersebut menjadi lebih cepat setelah pemanasan global.
Ketika bumi berputar pada porosnya, area garis sumbu tidak terlihat berpotongan antara permukaan planet kutub selatan dan utara. Poros tersebut tidak statis tetapi melayang. hal tersebut menyebabkan perubahan distribusi air di permukaan bumi.
Sebelum pertengahan 1990 an data satelit bergerak perlahan ke selatan dan kemudian berbelok ke kiri dan bergeser ke timur dengan pergerakan sepersepuluh inci per tahun.
Deputi BMKG Herizal mengatakan bahwa pergeseran poros bumi tersebut justru menyebabkan perubahan iklim. Selanjutnya ia menegaskan bahwa sudut poros bumi terhadap true north memiliki pengaruh pada jumlah radiasi yang permukaan bumi terima.
Efek tersebut adalah efek eccentricity dan obliquity. Efek tersebut mempengaruhi secara signifikan budget keseimbangan energy dan berpengaruh ke iklim.
Pencairan Gletser dan Perubahan Komponen Sistem Iklim
Gletser yang mencair dan poros bumi semakin miring. Jika sistem iklim berubah maka akan ada perubahan semua komponen iklim bumi itu sendiri. Baik atmosfer, kriosfer, hidrosfer, dan biosfer.
Bahkan Greenland kini kehilangan lebih dari 4,2 triliun ton es sejak 1992. Sehingga dari hal tersebut dapat menaikkan permukaan laut global 0,4 inchi.
Selain itu pencairan semakin meningkat hingga 7 kali lipat dari 36 miliar ton per tahun menjadi 280 miliar ton per tahunnya.
Pada tahun 1980 an, gletser Antartika juga mengalami pencairan yang menyebabkan pergeseran poros bumi. Bahkan kehilangan 40 miliar ton setiap tahun. Sehingga dalam satu dekade melonjak hingga 252 miliar ton per tahunnya.
Sejak 2002 peneliti mampu melacak perubahan ini ke poros planet berdasarkan data Gravity Recovery and Climate Experiment atau GRACE.
Penemuan tersebut pada 1995 sampai 2020 sebanyak 17 kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya dari 1981 sampai 1995.
Fakta Penelitian
Sumbu rotasi tidak lagi lurus ke atas dan kebawah. Hal itu seperti sumbu Merkurius dan jupiter. Begitu juga sebaliknya sumbu bumi miring dengan sudut 23,5 derajat.
Pergeseran poros bumi tersebut membuat belahan bumi utara dan selatan mendapatkan sinar matahari yang berbeda pada waktu yang berbeda pula. Hal tersebut terjadi sepanjang tahun. Hal itu yang menyebabkan Bumi memiliki musim yang berbeda.
Kehilangan air dari wilayah non kutub berperan di wilayah dimana pemompaan air tanah dalam jumlah besar untuk pertanian. Hal tersebut merupakan penjelasan dari ilmuwan iklim Universitas Zurich.
Hal tersebutlah yang memberikan informasi kepada manusia seberapa kuat perubahan massa sehingga mengubah poros bumi.
Sebenarnya perubahan poros tidak mempengaruhi kehidupan manusia selanjutnya, hanya saja berpengaruh pada waktu dalam sehari.
Tentu saja Bumi memerlukan waktu kurang dari 24 jam dalam menyelesaikan sekali rotasinya. Namun perubahan poros menambahkan milidetik ke waktu putaran. Hal tersebut membuat satu hari menjadi lebih lama.
Dengan pengetahuan pergeseran poros bumi tersebut anda jadi lebih mengetahui penyebab utamanya. Perubahan iklim sangat berpengaruh besar dalam perubahan poros tersebut. Ilmu pengetahuan atau sains memberikan fakta yang perlu diketahui banyak orang.