Texno.ID – Sejarah Teori Big Bang menjelaskan bagaimana proses terbentuknya alam semesta yang luar biasa ini.
Tentunya tidak hanya Big Bang yang menjelaskan pembentukan alam semesta. Akan tetapi teori ini menjadi yang paling meyakinkan.
Banyak sekali orang yang mempercayai kebenaran teori ini. Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah dari teori alam semesesta satu ini?
Awal Mula Sejarah Teori Big Bang
Asal usul alam semesta dan sistem tata surya telah lama menjadi topik dalam dunia astronomi. Tentunya ada begitu banyak teori yang membahasnya.
Setiap teori juga tentunya mempunyai kelebihan juga kelemahan masing-masing.
Akan tetapi, para ahli mengatakan jika Big Bang menjadi teori yang paling masuk akal di antara banyak teori pembentukan alam semesta lainnya.
Tentunya hal itu terjadi setelah melalui berbagai proses penelitian dengan bukti yang masuk akal dan ilmiah. Apa itu teori Big Bang?
Jika berdasarkan dari asal katanya, “Big Bang” secara harafial sebenarnya berarti sebagai ledakan dahsyat atau ledakan yang sangat besar.
Teori ini mengungkapkan jika alam semesta terjadi karena sebuah ledakan yang begitu besar kira-kira 13,7 miliar tahun lalu. Pada saat ledakan terjadi, maka material terlintas dan menyebar hingga ke seluruh alam semesta.
Penemuan Awal Teori Big Bang
Pada tahun 1912, sejarah teori Big Bang dimulai. Pada saat itu Vesto Slipher melakukan pengukuran pada nebula spiral untuk pertama kalinya menggunakan efek Doppler.
Nebula spiral sendiri merupakan nama lain dari galaksi spiral. Hasil pengukuran tersebut banyak memunculkan penelitian mengenai alam semesta.
Sepuluh tahun setelah itu, seorang kosmologis dan matematikawan Rusia bernama Alexander Friedman mengatakan bahwa alam semesta ini akan terus berkembang dengan model statis yang Einstein nyatakan.
Tahun 1924 Edwin Hubble melakukan penelitian lanjutan terhadap model nebula dan secara independen Lemaitre menurunkan persamaan dari Friedman yang menyatakan bahwa resensi nebula di dalam persamaan tersebut akibat dari alam semesta yang terus berkembang.
Baru pada akhirnya teori Big Bang berhasil Abbe George Lemaitre temukan pada tahun 1927.
Menurut Georges, alam semesta ini awalnya berupa superatom yang berbentuk seperti bola api kecil. Gumpalan tersebut memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi hingga suhu mencapai 1 triliun derajat Celcius.
Sebelum terjadi ledakan, gumpala tersebut bertambah menjadi 1,75 cm dan semakin lama semakin besar dalam waktu cepat hingga meledak dan memuntahkan isinya di alam semesta.
Ledakan akhirnya menghasilkan energi dalam jumlah besar yang membentuk seluruh mater pembangun di alam semesta dan juga atom hidrogen yang ikut terlibat membentuk debu dan awan hidrogen atau nebula.
Bukti Kebenaran Teori Big Bang
Sejarah Teori Big Bang sangat berarti karena banyak orang yang mempercayainya. Tidak sedikit orang yang sudah mencoba membuktikan kebenarannya.
Pada tahun 1948, George Gamow melakukan perkembangan terhadap perhitungan yang Georges Lemaitre buat. Menurut George, jika alam semesta terjadi akibat ledakan besar, aka sisa radiasi akan ada.
Kemudian pada tahun 1950, Ralph Alpher dan Robert Herman menyatakan hal yang serupa dengan Gamov mengenai radiasi sisa ledakan.
Pada tahun 1965, dua orang peneliti bersama Arno Penzias dan Robert Wilson membuktikan penemuan gelombang radiasi tersebut yang terkenal sebagai “radiasi dasar gelombang mikrokosmik”.
Jenis ini juga memiliki perbedaan dengan radiasi biasa di luar angkasa. Radiasi tersebut berada di seluruh alam semesta dan tidak memiliki sumber.
Bukti lain dari teori Big Bang yaitu melalui pengamatan pada galaksi yang menunjukkan bahwa terdapat objek bergeser dengan warna merah. Setiap pergeseran akan terlihat merata secara isotropis.
Pergeseran tersebut terkenal dengan pergeseran merah hubble. Secara singkat, hukum Hubble dalam sejarah teori Big Bang memiliki dua penjelasan, yaitu posisi kita saat ini berada di pusat pengembangan galaksi dan alam semesta yang mengembang secara merata ke segala arah.