Home Sains Fenomena Hujan Meteor Perseid Terjadi Juli-Agustus, Ini Cara Melihatnya!

Fenomena Hujan Meteor Perseid Terjadi Juli-Agustus, Ini Cara Melihatnya!

414
fenomena hujan meteor Perseid
Ilustrasi fenomena hujan meteor Perseid. Foto: Ist/Net

Texno.ID – Fenomena hujan meteor Perseid dapat Anda saksikan antara bulan Juli hingga bulan Agustus. Perseid adalah salah satu hujan meteor yang paling banyak serta terjadi pada malam hari saat musim panas.

Karena terjadinya saat musim panas, maka fenomena astronomi ini cukup mudah untuk disaksikan oleh masyarakat. Lembaga antariksa Amerika Serikat NASA telah menetapkan bahwa Perseid menjadi hujan meteor terbaik pada tahun ini.

Selanjutnya fenomena ini mulai tampak sejak 14 Juli kemarin. Seusia dengan informasi, hujan meteor ini akan berlangsung hingga 24 Agustus. Sedangkan puncak hujan meteor ini akan terjadi pada 11, 12, dan 13 Agustus mendatang.

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Perseid

Meteor sering disebut dengan bintang jatuh. Namun penting Anda ketahui bahwa meteor berasal dari serpihan puing dari ruang angkasa yang menghantam atmosfer Bumi serta terbakar.

Berdasarkan informasi dari nbcnews.com, hujan meteor Perseid terjadi dalam setiap tahun, yakni sekitar pertengahan Juli hingga akhir Agustus.

Perlu Anda ketahui, kecepatan hujan meteor Perseid mencapai 59 km per detik. Jumlah tersebut akan bertambah secara bertahap dan akhirnya mendekati waktu puncak.

Perseid populer dengan potensi kecerahan bo;a api yang cukup spektakuler. Hal ini karena Perseid merupakan salah satu hujan meteor dengan jumlah meteor jatuh paling banyak dalam setiap jamnya.

Setidaknya terdapat 50 hingga 100 meteor akan nampak dalam setiap jam. Selain itu, meteor Perseid cenderung akan menguat jumlahnya hingga larut malam. Fenomena hujan meteor Perseid pada umumnya menghasilkan meteor paling banyak pada larut malam hingga sebelum fajar.

Penyebab Terjadinya Fenomena Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor ini terjadi karena adanya jejak komet 109P/Swift-Tuttle. Sesuai dengan informasi dari NASA, komet ini mengelilingi matahari dalam setiap 133 tahun sekali.

Komet ini memiliki ukuran 16 mil, sekitar dua kali lipat lebih besar dari objek antariksa yang hantam Bumi. Lalu memusnahkan dinosaurus.

Asal mula nama Perseid sendiri berasal dari arah hujan meteor yang nampak pada menjelang malam yang berada pada konstelasi Perseus atau sang Pahlawan.

Berdasarkan informasi dari cbsnews, komet tersebut ditemukan pada tahun 1862 oleh Horace Tuttle serta Lewis Swift. Komet tersebut mengorbit sekali dalam 133 tahun, dan terakhir melewati tata surya bagian dalam pada tahun 1992.

Pada saat partikel yang berasal dari komet menghantam atmosfer dengan kecepatan 140.000 mph, maka komet tersebut menjadi panas. Lalu juga muncul seperti garis-garis cahaya pada langit malam.

Potongan komet dengan ukuran yang lebih besar akan menyebabkan meteor menjadi sangat terang yang disebut dengan bola api. Bola api atau dengan istilah fire ball adalah suatu ledakan cahaya dengan warna yang lebih besar. Cahaya tersebut mampu bertahan lebih lama dari rata-rata meteor.

Cara Menyaksikan Fenomena Hujan Meteor Perseid

Fenomena hujan meteor Perseid terjadi selama musim panas yang hangat. Hal ini tentunya dapat membuat fenomena ini sangat mudah terlihat dari seluruh dunia, terutama bagi masyarakat yang tinggal di belahan Bumi Utara.

Meteor Perseid akan nampak mulai tengah malam hingga larut malam, dan yang paling cepat sekitar pukul 9 malam. Hal ini akan terus membaik hingga dini hari, yakni setelah pukul 2 pagi waktu setempat.

Sebelum matahari tiba, pengamat langit mempunyai kesempatan untuk melihat meteor yang panjang, lambat, juga berwarna-warni yang bergerak melintasi cakrawala.

Sedangkan di belahan Bumi Selatan, fenomena hujan meteor Perseid akan muncul sekitar tengah malam. Menariknya lagi. masyarakat tidak perlu menggunakan peralatan khusus. Atau suatu pengetahuan mengenai rasi bintang dalam menyaksikan peristiwa hujan meteor Perseid.